Candi Ratu Boko terletak +/- 2 km arah selatan Candi Prambanan +/- 18 km arah timur kota Yogyakarta, kuranglebih 50 km dari arah barat kota Solo, terletak di atas bukit yang merupakan kelanjutan pegunungan seribu seluas + /-250.000 m2 dengan ketinggian +/-195.97 m.
Sumber prasasti yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran th 746-784 M kawasan Situs Ratu Boko disebut Abhayagiri Wiraha. Abhaya Wihara berarti asrama tempat para Bhiksu agama Budha yang terletask di atas bukit penuh kedamaian.
Pada masa berikutnya Abhagiri Wihara berganti nama menjadi Kraton Walaiking yang diproklamirkan oleh Raja Vasal bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni.
Th 1790 Van Boeckholt menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko, seratus tahun kemudian FDK Bosch mengadakan penelitian dan melaporkan hasil penelitian diberi judul Keraton Van Ratoe Boko, maka kepurbakalaan yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan nama Kraton Ratu Boko.
Nama Kraton Ratu Boko berasal dari Kraton dan Ratu Boko. Kraton berasal dari kata Ka-da-tu-an yang artinya tempat istana Raja, Ratu Boko berasal dari Ratu yang berarti Raja dan Boko berarti Bangau. Pengertian ini kemudian menimbulkan pertanyaan. Siapa yang disebut Raja Bangau, apakan nama penguasa atau nama burung bangau sungguhan yang sering hinggap di kawasan perbukitan Ratu Boko, seperti diketahui bahwa pada bagian utara, barat dan selatan dari perbukitan Ratu Boko merupakan tanah ngarai yang sangat luas dan subur untuk daerah pertanian sedangkan di bukit Ratu Boko sendiri terdapat kolam-kolam sebagai tandom air dari yang berukuran besar sampai kecil.
Ini adalah Batur Pendopo, berdenah segi empat berukuran 20x21 m dan tingginya 1,46m tersusun dari batu andesit. Pada sisi timur dan barat terdapat tangga naik yang tersusun dari batu andesit. Di atas permukaan Batur Pendopo terdapat umpak yang berjumlah 24 buah sedangkan permukaan Batur pringgitan terdapat umpak 12 buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar ya biar aku bisa lebih baik lagi...!!