Minggu, 12 September 2010

Hunian Inspiratif Khas Kudus


Rumah peristirahatan ini memang istimewa. Penampilannya yang bergaya etnik Jawa "berani melawan" gaya modern minimalis yang sedang tren saat ini

Hunian yang berlokasi di kawasan Vila Amalina Gunung Guelis inl merupakan perwujudan apresiasi pemilik, Janti Soekirman akan keindahan rumah tradisional yang menurutnya mempunyai nllai budaya dan estetika seni yang sangat tinggi dan tidak pernah membosankan.

"Saya juga ingin membuktikan bahwa rumah tradisional kita dapat dinikmati dan digunakan sepanjang masa tanpa kehilangan konteks dengan gaya hidup masa kini", kata wanita yang berkarler di bidang perminyakan ini.

Berada di atas lahan yang berbukit dengan dikelilingi pepohonan besar dan sebuah danau, rumah ini seolah-olah menyatu dengan alam sekitarnya dan memancarkan suatu keindahan yang abadi.

Konsep Arsitektur

Untuk pembangunan dan desain vila ini pemilik dibantu oleh tim arsitek Heru Wicaksono dan Yusro dari konsultan Riscadana. Tantangan pertama dalam proses membangun ini adalah mengolah lahan yang ditumbuhi alang-alang dan tanaman perdu serta adanya kondisi kontur menurun ke arah danau yang berada di sebelah lahan serta dikelilingi oleh perbukitan.

Salah satu keinginan pemilik adalah mempertahankan posisi vila agar tetap berada di tengah pepohonan besar sehingga suasana teduh dan alami tetap terjaga. Selain itu, ia juga ingin memiliki area duduk terbuka di muka rumah untuk tempat acara bersama, sambil menikmati keindahan alam sekelilingnya. Untuk mewujudkan hal ini, tim arsitek meratakan sebagian lahan untuk halaman muka yang dijadikan tempat acara bersama.

Tantangan yang lain adalah mencari rumah tua beratap joglo yang dapat dibongkar, untuk dipindahkan dan dipasang kembali sesuai dengan wujud aslinya pada lahan di kawasan Vila Amalina Gunung Geulis ini.

Dalam pencarian tersebut, pemilik berhasil mendapatkan rumah tua, terbuat dari kayu jati yang berusia lebih dari 100 tahun di kawasan Jogjakarta dalam kondisi lengkap dan baik.

Pada rumah tua milik bekas pengusaha batik di Kudus ini terdapat ukiran khas Kudus yang detail dan dilapisi oleh cat berwarna cerah. Fasada rumah ditempatkan dengan satu sisi menghadap danau dan sisi yang lain menghadap hutan. Pada tanah menurun di belakang rumah dilakukan sedikit cut and fill agar membentuk lantai semibasemen.

Bagian utama rumah yaitu tiang struktural termasuk soko guru, tumpang sari, jendela, panel dinding dan panel pintu gebyok tetap dipertahankan. Elemen yang paling menarik adalah ornamen dekoratif berupa ukiran tiga dimensi bermotif bunga, daun dan sulur-sulurnya pada tumpang sari. Ornamen lainnya juga terlihat pada genteng dan wuwungan/bagian nok atap.

Warna kuning pada cat pelapis panel pintu gebyok luar dan warna biru pada tiang penopang teras membuat vila ini berkesan cerah dan menawan.

Dalam proses pembangunan kembali rumah tua ini, tim arsitek dibantu oleh I Nyoman Mupu, seorang ahli bangunan tradisional asal Bali yang menangani konstruksi dan pengolahan kayu.

Konsep Interior

Untuk penataan ruang dalamnya, diterapkan gaya etnik kontemporer yang menyatu dengan bangunan dan alam sekitarnya. Misalnya, lantai teras depan ditutup dengan ubin teraso antik bermotif bunga yang disesuaikan dengan motif bunga pada panel dinding dl teras muka.

Warna ubin juga disesuaikan dengan warna kuning dan biru pada cat pelapis panel dinding teras depan. Agar terkesan ringan furnitur dan aksesori dipilih yang simpel serta terbuat dari material alami tanpa ukiran yang rumit. Contohnya sofa di ruangan duduk terbuat dari anyaman rotan yang berpadu harmonis dengan meja kayu jati dan karpet yang juga dari anyaman rotan.

Sebuah tempat tidur khas jawa kuno ditempatkan di satu sudut ruangan dilengkapi dengan bantal-bantal bermotif batik, menambah suasana hangat dan santai.

Area dapurnya juga dibuat unik yang didesain multifungsi yaitu sebagai tempat memasak sekaligus bar untuk menyiapkan minuman dan makanan. Oleh karena itu, pemilik dan tim arsitek sepakat untuk menempatkan posisi dapur tersebut di bagian depan vila, diapit oleh ruangan makan dan teras muka serta didesain terbuka.

Dinding dapur yang menghadap ke arah teras depan diberi lubang jendela dengan pintu lipat-geser dan meja counter. Sebagian dinding luar dapur ditutup oleh susunan batu karang yang merupakan material khas kawasan Vila Amalina, sedangkan dinding dalamnya dibiarkan berupa acian semen kasar yang dlhias oleh ubin keramik berukir.

Semua lemarl (kitchen set) dan meja counter dibuat dari kayu nangka sedangkan daun meja (top table) dilapisi oleh marmer Ujung Pandang. Untuk kamar tidur utama yang terletak dibagian semibasemen, pemilik menerapkan gaya India. Penerapan tema yang berbeda ini dilakukan agar suasana menjadi lebih dinamis, tetapi tetap relevan dengan nuansa Jawa.

Ruangan ini dihias dengan pernak-pernik India tetapi aksen terkuat terlihat pada panel kayu dekoratif berupa tiga bentuk melengkung motif khas India dengan finishing warna merah marun-emas. Panel ini juga menjadi penyekat semi-terbuka antara ruang tidur dan area kamar mandi serta spa. Motif tersebut terlihat terulang kembali pada baglan kaca wastafel sehingga memberikan aksen yang lebih kuat.

Sesuai dengan konsep terbuka yang diinginkan pemilik, kamar tidur dan area spa dibuat menyatu agar pemilik dapat menikmati suasana seluruh ruangan tanpa dibatasi oleh dinding solid. Sisi ruangan yang menghadap ke arah taman hanya disekat oleh pintu kaca menuju teras dengan pemandangan indah ke arah danau.

Lantai area bathtub dan spa yang dllengkapi oleh perangkat dan ramuan untuk pijat (massage), dibuat menyerupai panggung kayu sedangkan plafonnya dirancang berupa piramid dari kaca transparan sehingga memberikan sensasi alami nan eksotik. Seluruh dinding area spa dan kamar mandi dilapisi oleh batu palimanan dan batu karang.

Kamar tamu yang juga dihubungkan melalui connecting door dari kamar utama, di desain eklektik dengan warna dinding hijau dan merah serta dekorasi khas etnik seperti panel ukiran dan bedcover sutra warna cokelat keemasan.

Dengan demikian suasana kamar yang tidak terlalu besar ini menjadi suasana dibuat lebih meriah dan terang. Secara keseluruhan, konsep arsitektur dan interior vila dari bongkaran rumah Kudus ini berhasil mewujudkan keinginan pemilik untuk menikmati keanggunan, kenyamanan dan kehangatan rumah tradislonal.

Keterangan Gambar:

Gb. 1 & 2 Posisi vila tetap dipertahankan di tengah pepohonan besar sehingga suasana di rumah tua khas Kudus ini terasa teduh dan alami.

Gb. 3 Halaman muka vila ditata untuk mengadakan acara bersama antara lain dengan penataan lampu dan lilin yang eksotik.

Gb. 4 Ornamen dekoratif berupa ukiran tiga dimensi bermotif bunga, daun dan sulur-sulur merupakan ciri khas rumah Kudus yang dikombinasikan dengan furnitur antik.

Gb. 5 Warna ubin antik yang menutupi teras depan sengaja disamakan dengan warna kuning pada cat pelapis panel dinding luar dan warna biru tiang penopang.

Gb. 6 Dalam proses bongkar pasang rumah tua ini, bagian utama rumah seperti soko guru dan tumpang sari dipertahankan dan dipadu dengan tata pencahayaan yang menghasilkan efek "dramatis".

Gb. 7 Kombinasi furnitur, batik dan gebyok menambah suasana "hangat" rumah tradisional Jawa ini.

Gb. 8 Sebagian panel-panel dinding luar yang menghadap ke arah danau sengaja dibongkar agar tercipta bukaan luas untuk memaksimalkan pandangan dari ruang duduk keluarga ke arah luar.

Gb. 9 Kamar tidur utama dihias dengan tema Maroko di antaranya berupa bentuk melengkung, motif khas dan finishing warna merah marun-emas pada panel kayu dekoratif, pada ornamen bedcover dan pada sarung bantal hias

Gb. 10 Sebagian panel-panel dinding luar yang menghadap ke arah danau sengaja dibongkar agar tercipta bukaan luas untuk memaksimalkan pandangan dari ruang duduk keluarga ke arah luar.

Gb. 11 Kamar mandi yang dirancang menyatu dengan kamar tidur utama ini dilengkapi oleh area untuk wastafel, dan untuk kloset duduk dan shower yang terpisah.

Gb. 12 Meskipun posisinya "memojok", kamar tidur tamu tampil menawan dengan cat dinding warna hijau dan mesh serta dekorasi khas etnik seperti panel ukiran dan bedcover sutra warna cokelat keemasan.

Gb. 13 Lantai pada area bathtub dan pijat (massage), dibuat menyerupai panggung kayu sedangkan plafonnya dirancang berupa piramid dan kaca transparan sehingga memberikan sensasi alami nan eksotik.

Lokasi: Rumah Peristirahatan milik Janti Soekirman di Villa Amalina, Gunung Geulis, Jawa Barat
Arsitek: Heru Wicaksono dari Konsultan Riscadana Dibantu I Nyoman Mupu
Desainer Interior: Pemilik Dibantu Oleh Yusro dari Tim Riscadana Interior

Sumber: Majalah ASRI