Minggu, 04 Juli 2010

BEDANYA ADALAH .....


Bedcover Quilt aplicated 100% hand made by Etnik Galery 240x240 = Rp2.000.000


Bedcover Patchwork by Etnik Galery 240x240 Rp.400.000



Tidak terasa 6 bulan Blog ku terbengkalai.. banyak ide di kepala yg ingin aku tuang kan, cuma ngatur waktunya yang susah, hari senin sampai jum'at rutin dengan kerja kantoran, hari sabtu minggu ngecek jahitan atau belanja bahan baku...akhirnya blog terabaikan.
Tapi mudah-mudahan besok besok bisa rajin di update.
Oh iya kemarin aku beres-beres lemari buku dan menemukan guntingan koran kompas th 2007 yg aku tempel di agenda. coba baca deh biar tau apa beda quilt dan patchwork. Semoga menambah pengetahuan kita.


Bed Cover Patchwork by Etnik Galery

Kompas, 20 Nov 2007

BEDA “QUILT” DAN “PATCHWORK”

Sebagian orang tak bisa membedakan patchwork dengan quilt.
Padahal, keduanya amat berbeda. Patchwork adalah kerajinan yang
menggabungkan potongan kain perca satu dengan lainnya yang memiliki
motif atau warna berbeda menjadi bentuk baru. Biasanya potongan perca
berbentuk geometris. Patchwork sangat mungkin dibuat dengan
menggunakan mesin jahit.
Menurut Pingkan, patchwork merupakan seni tradisional dari
Amerika Serikat (AS) yang tumbuh saat orang-orang pertama dari Eropa
mendiami AS. Saat itu mereka sulit mendapatkan segala sesuatu,
termasuk selimut. Oleh karenanya, kain-kain sisa lalu digunting dan
digabungkan menjadi selimut.
Namun pada perkembangannya, patchwork tak sekadar menjadi
selimut, tetapi juga bisa berupa hiasan dinding dan lukisan.
Sedangkan quilt adalah kerajinan perca yang seluruhnya dijahit
dengan tangan memakai teknik tusuk tindas. Patchwork merupakan salah
satu aplikasi yang bisa digunakan dalam quilt.
Quilt dikenal sebagai seni tradisional dari Inggris, meskipun
beberapa literatur menyebutkan quilt telah ditemukan dalam kuburan-
kuburan di Mesir sebagai perbekalan yang dibawa ke akhirat bagi orang
meninggal.
Literatur lain menyebutkan, saat perang salib, tentara Inggris
memasuki Asia dan menemukan quilt. Quilt lalu dibawa ke Inggris
setelah perang usai.
Quilt yang tebal dulu dikenal bukan sebagai selimut atau bedcover
seperti belakangan ini. Quilt digunakan sebagai baju pelengkap saat
perang. Sebab, quilt merupakan tumpukan kain atau kulit binatang yang
tebal dan berfungsi menahan tusukan pedang hingga tak sampai
menyentuh kulit serdadu.
Literatur lain menyebutkan, quilt sebagai selimut sudah dikenal
sejak abad ke-14 di Inggris. Namun pada abad ke-18, quilt
dikembangkan sebagai aplikasi pada berbagai barang rumah tangga, juga
pada ornamen pernikahan.
Untuk membuat quilt dibutuhkan dua lembar kain katun dan selembar
kain pelapis yang disebut dakron empat ons per meter yang tak terlalu
tebal atau tipis. Kain katun pertama di sebut top. Di atas top
biasanya dibuat aplikasi dari kain-kain berbagai warna yang dibentuk
berupa desain bunga, binatang, abstrak, atau bisa juga diaplikasikan
patchwork. Kain top dilapisi dakron, lalu ditutup kain alas. Semua
kesatuan itu dinamakan quilt.
Quilt memerlukan jahit tangan agar lekukan gambar bisa diikuti
sehingga hasil akhirnya tak menjadi kaku dan berkerut. Quilt bisa
untuk bedcover, selimut, keset di bawah tempat tidur, karpet, taplak
meja, sarung bantal, tas dan lainnya.
Untuk membuat karpet atau keset dibutuhkan bahan katun yang lebih
tebal agar lebih awet. Kain dari benang sintetis sulit dipakai untuk
quilt karena kaku, terlalu keras atau terlalu lentur. (YNT)




SENI PERCA

Quilting, Seni Menggabungkan Kain Perca


Wall hanging yg dikerjakan dg tehnik Pachwork Nisa's qulit



Jumat, 27/11/2009 | 14:44 WIB

KOMPAS.com - Quilting adalah seni menggabungkan kain perca dengan ukuran dan potongan tertentu untuk membentuk motif-motif yang unik. Potongan-potongan kain tersebut lalu ditindas dengan jahitan model jelujur yang ukurannya harus sama jika dilihat dari sisi atas maupun bawah kain. Karena harus dikerjakan dengan tangan, boleh dibilang setiap orang akan membuat hasil yang berbeda dari orang lain.

Anda pasti pernah melihat hasil seni quilt ini dalam bentuk bed cover, atau taplak meja. Di Indonesia, hasil kerajinan quilt memang dapat kita temukan di beberapa tempat, antara lain di Jakarta dan Bandung. Namun bila kita ingin membuat barang-barang dengan motif pilihan sendiri, adakah tempat untuk mempelajarinya?

Ternyata, ada. Nisa Hariadi, pemilik bisnis Nisa’s Quilt, membuka kursus quilt untuk publik. Kursus ini dibukanya sejak tahun 2008, melihat meningkatnya minat orang-orang terhadap keterampilan yang berasal dari Amerika ini (baca "Nisa's Quilt, Membayar Keahlian Pembuatnya" di rubrik Info Wirausaha).

Kursus quilt dibagi menjadi tiga tingkat: Basic, Intermediate, dan Advance. Biaya kursus untuk kelas Basic adalah Rp 1.700.000 (tujuh kali pertemuan), kelas Intermediate Rp 1.900.000 (delapan kali pertemuan), sedangkan untuk kelas Advance biayanya tergantung pattern yang dipilih, karena di tingkat ini peserta bisa memilih pattern yang ingin dipelajarinya. Patokan biaya untuk masing-masing pattern adalah Rp 500.000 – Rp 700.000 untuk 3 kali pertemuan.

Biaya sebesar itu sudah termasuk peralatan yang harus Anda gunakan. Untuk mengerjakan kerajinan ini, Anda memang membutuhkan peralatan khusus untuk quilting. Nah, karena beberapa dari peralatan tersebut belum tersedia di Indonesia, Nisa lah yang mengusahakan pengadaan peralatan tersebut. Anda akan mendapatkan:
* 16 potong kain katun dengan 16 warna dan motif yang berbeda-beda.
* Pisau pemotong (rotary cutter), penggaris panjang, penggaris blok (segiempat) berbagai ukuran, alas dengan ukuran (rotary mat). Ukuran yang digunakan adalah inci, karena mengikuti pola pembuatan yang berasal dari Amerika.
* Satu boks sewing kit.
* Bisban, press bars, backing fabric.
* Gunting aplikasi.
* Template basic dan template motif.
* Pembidangan atau hoop (seperti yang digunakan untuk menyulam).
* Buku-buku teknik quilting dasar dan fabric pen (spidol untuk kain) 4 warna (tidak termasuk paket, namun sebaiknya dimiliki).

Kursus berlangsung seminggu sekali untuk setiap kelas (setiap hari ada kelas), selama dua jam. Karyawan kantoran yang tidak dapat mengikuti kursus pada hari kerja, biasanya memilih hari Sabtu atau Minggu.

Tahapan kursus
Pada kelas Basic, peserta akan mempelajari pattern-pattern patchwork dan applique. Patchwork adalah motif yang tercipta dengan menggabungkan potongan berbentuk geometri. Sedangkan applique adalah motif yang berbentuk gambar (namun tetap terbentuk dari potongan-potongan kain dengan ukuran tertentu). Dalam tujuh kali pertemuan tersebut, diajarkan 12 beginner sampler (motif dasar) yang dimulai dengan teknik:
* Memilih pattern ( setiap pattern memiliki nama).
* Memilih warna.
* Menyiapkan fabric.
* Pemotongan.
* Piecing (menjahit potongan-potongan kain di atas kain sebagai alasnya) untuk motif patchwork dan applique, serta paper piecing (menggunakan alas kertas).

Satu hiasan dinding (wall hanging) atau bed cover dengan motif patchwork harus dikerjakan per blok. Jika setiap blok berukuran 12 inci persegi, peserta dapat mengerjakan ¼ bagiannya di tempat kursus. Sedangkan ¾ bagian lainnya dijadikan PR. Dengan demikian setiap orang dapat berlatih sendiri di rumah sampai pertemuan minggu berikutnya.

Pada pertemuan keenam, setiap blok yang terdiri atas 12 sampler telah selesai. Setelah itu peserta dapat melanjutkan dengan teknik:
* Melakukan finishing bagian atas quilt dengan menjahit dan menambahkan border.
* Melakukan batting process, yang meliputi top quilt, backing fabric, silicon, dan memilih desain quilt (motif jelujurnya).
* Hand quilting, atau menjahit jelujur dengan tangan.
* Biding.
* Terakhir adalah quilt labeling, atau membuat label pada sisi lain quilt (seperti memberi nama dan tanggal pembuatan).

Bila melihat proses pembuatan quilt yang cukup rumit, Anda akan menyadari bahwa tidak sembarang orang bisa mengerjakannya. Untuk menyelesaikan selembar bed cover, misalnya, peserta butuh waktu paling cepat sebulan. Namun hal ini tidak menghalangi niat Riena Kumala Dewi (39) untuk terus menekuni quilting. Saking pinginnya bisa membuat selimut quilting sendiri, awalnya Riena berusaha belajar sendiri dengan membeli buku-buku quilting. Namun karena banyak istilah quilting yang tidak dipahaminya, Riena memilih mundur. Ia baru mampu membuat quilt ketika kursus di tempat Nisa.

"Bikinnya capek, tapi melihat hasilnya nanti itu sangat menyenangkan. Kain yang kita potong kecil-kecil itu nantinya akan menjadi selimut yang besar," ujar Riena, yang hingga kini sudah menghasilkan 5 lembar selimut ukuran single dan sarung bantal untuk sofa.

Nisa tidak menyangkal rumitnya pembuatan quilt. “Untuk bisa menguasai seni ini, peserta harus memiliki ketelitian, kerapihan dalam menyusun sambungan-sambungan kain, kemampuan dalam memadukan warna, dan tentunya ketekunan," ungkapnya.

Peserta yang telah menguasai seni quilt ini dapat mengembangkan kemampuannya dengan membuat pattern-pattern yang lain. Bayangkan, dalam buku teknik quilting saja tersedia 5.500 pattern! Peserta juga otomatis menjadi anggota komunitas Nisa’s Quilt, sehingga bisa mengikuti berbagai aktivitas yang diadakan oleh komunitas ini. Di antaranya, tentu saja berbagi ilmu antaranggota, mendapat bonus-bonus teknik pembuatan quilt, membuat project-project baru, bahkan mengikuti pameran kerajinan.

Nisa berharap, seni quilting ini bisa lebih disebarluaskan. “Karena itu saya juga ingin, setiap peserta yang sudah menguasai seni quilting ini bisa membagikan ilmunya di kawasan tempat tinggal masing-masing. Misalnya, yang tinggal di Serpong bisa membuat kursus sendiri di Serpong,” kata Nisa. Dengan demikian, peminat kursus yang ada di kota satelit seperti Depok, Bekasi, atau Serpong, bisa mengikuti workshop di wilayahnya.

Tertarik menguasai quilt? Hubungi:
Nisa The Art of Quilting
Jl, CIpete Raya no. 9 / B5
Cipete Selatan, Jakarta Selatan 12410
Tel: 021 769 6644
Website: www.nisasquilt.com